Rabu, 17 April 2013

Iwan Setyawan: Penulis “9 Summers 10 Autumns” yang Mantan Director Internal Client Management di Nielsen Consumer Research, New York



Kesuksesan kerja dan karier cemerlang di New York, Amerika Serikat tidak membuat Iwan Setyawan enggan kembali ke kampung halamannya di Kota Apel Malang, Jawa Timur. Ia memutuskan berhenti dan pulang ke Indonesia. “Waktu  saya memutuskan berhenti dan kembali ke Indonesia  banyak yang Tanya, are you  crazy? “  ujar Iwan saat tampil di Kick Andy. Dengan tenang, pria kelahiran di Batu-Malang pada 2 Desember 1974 ini, menceritakan bahwa tujuannya bekerja sampai  ke New York adalah untuk mencari uang agar bisa memiliki kamar tidur  sendiri.  Ini adalah obsesi terbesarnya. Maklum, Iwan adalah keluarga sederhana. Ayahnya yang hanya sopir angkot yang tak punya cukup dana untuk bisa membuatkan kamar yang layak untuk anak-anaknya. Iwan tinggal di rumah berukuran enam kali tujuh meter, dimana ia harus berbagi tempat dengan orang tua dan 4 saudari perempuannya. Dengan susah payah dalam masalah pembiayaan,  Iwan bisa lulus sekolah bahkan kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam kurun waktu 4 tahun, kuliahnya di Fakultas MIPA, Jurusan Statistika selesai dan menjadi lulusan terbaik di tahun 1997. Ia bekerja selama tiga tahun di Jakarta sebagai data analis di Nielsen dan Danareksa Research Institute. Ia selanjutnya merambah karier di New York City. Berkat upaya dan keinginan kuat untuk keluar dari kemiskinan keluarganya, ia berhasil mendapatkan pekerjaan di Amerika sebagai Senior Manager Operations. Selama 10 tahun  meniti karier di negeri Paman Sam, ia akhirnya bisa  menduduki jabatan bergengsi, yaitu sebagai Director Internal Client Management Data Analysis and Consulting Nielsen Consumer Research New York, Amerika Serikat. Pencinta yoga, sastra. dan seni teater ini meninggalkan NYC Juni 2010 dengan posisi terakhir tersebut. Meski dalam perjalanan karier yang demikian bagus, tapi  Iwan memilih jalannya sendiri. Iwan tinggalkan kota “Big Apple” New York, dengan segala kemeriahannya dan memilih kembali ke kota Apel  Malang, Jawa Timur.  “Di sini, saya  ingin berterima kasih pada semua orang yang mendukung saya. Dan saya ingin melakukan sesuatu yang  touch people,”  tegasnya.

9 Summers 10 Autumns
 

“Di kaki Gunung Panderman, di rumah berukuran 6 x 7 meter, seorang anak laki-laki bermimpi. Kelak, ia akan membangun kamar di rumah mungilnya. Hidup bertujuh dengan segala sesuatu yang terbatas, membuat ia bahkan tak memiliki kamar sendiri.” Cerita tentang kesuksesan selalu menggugah inspirasi. Setelah semua rintangan dapat dilalui, dan hidup yang dulu terasa pahit dan kadang menyakitkan berubah menjadi kebahagiaan, di saat itulah perjalanan hidup seseorang menarik untuk dipelajari. Maka, lewat buku yang dikemas dengan gaya tutur novel ini Iwan Setyawan ingin berbagi inspirasi kepada pembaca.